Duhai insan bergelar hamba,
Ketahuilah hidup ini tidak selalu tenang,
Hidup ini tidak selalu senang...
Adakalanya,
Hidup ini sering bergolak,
Hidup ini sering dilambung ombak...
Duhai insan bergelar hamba,
Ketahuilah, hidup ini telah ditentukan,
Hidup ini dirancang Tuhan...
DIA maha mengetahui segalanya,
DIA arif tentang ciptaanNya...
Duhai insan bergelar hamba,
Usah dipertikai segala ketentuan,
Usah dipersoal segala takdir Tuhan,
Usah dirungut segala perancangan...
Tempuhilah kehidupan dengan redha,
Hadapilah segala fitnah manusia,
Harungilah segala fitrah dunia,
Laluilah segala dugaan dariNya...
Gagahi diri dengan keimanan,
Perkasakan diri dengan ketaqwaan,
Kuatkan diri dengan Al-Quran,
Yakinkan diri dengan janji Tuhan...
Duhai mujahid,
Yang impikan mardhatillah,
Usah gentar,
Usah gusar,
Usah sedih,
Usah menangis,
Usah kecewa,
Usah terkesima...
Berjalanlah di bumi ini,
Dengan keyakinan yang mantap.
Bergeraklah di bumi ini,
Dengan keimanan yang kuat.
Berlarilah di bumi ini,
Dengan ketaqwaan yang sebenar.
Jangan!
Jangan ditangisi apa yang terjadi.
Jangan dikesali apa yang menimpa,
Jangan dirunguti apa yang ditentukan.
Segala yang terjadi pasti ada hikmahnya,
Di sebalik kesusahan pasti ada kesenangan.
Di sebalik sedih pasti ada gembira,
Di sebalik tangisan pasti ada hilai tawa.
Duhai pejuang,
Bergembiralah dengan setiap dugaan.
Senyumlah tatkala ditimpa cubaan,
Berbahagialah dengan segala ujian,
Kerana sesungguhnya,
ALLAH dekat denganmu.
Selasa, Mei 18, 2010
DUHAI MUJAHID BERGELAR HAMBA
Jumaat, Mei 14, 2010
ibu
Suatu pagi seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Dia bertanya kepada Tuhan,
Bayi : "Para malaikat di sini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup di sana? saya begitu kecil & lemah."
Tuhan : "Aku sudah memilih 1 malaikat untukmu. Ia akan menjaga dan mengasihimu. "
Bayi : "Tapi di sini di dalam surga apa yang pernah kulakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. Ini sudah cukup bagi saya."
Tuhan : "Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangantan cintanya dan menjadi lebih berbahagia."
Bayi : "Dan bagaimana saya bisa mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku jika saya tidak mengerti bahasa mereka?"
Tuhan : "Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa paling indah yang pernah engkau dengar dan dengan penuh kesabaran dan perhatian dia akan mengajarkanmu bagaimana cara berbicara."
Bayi : "Apa yang akan saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadamu?"
Bayi : "Para malaikat di sini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup di sana? saya begitu kecil & lemah."
Tuhan : "Aku sudah memilih 1 malaikat untukmu. Ia akan menjaga dan mengasihimu. "
Bayi : "Tapi di sini di dalam surga apa yang pernah kulakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. Ini sudah cukup bagi saya."
Tuhan : "Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangantan cintanya dan menjadi lebih berbahagia."
Bayi : "Dan bagaimana saya bisa mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku jika saya tidak mengerti bahasa mereka?"
Tuhan : "Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa paling indah yang pernah engkau dengar dan dengan penuh kesabaran dan perhatian dia akan mengajarkanmu bagaimana cara berbicara."
Bayi : "Apa yang akan saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadamu?"
Tuhan : "Malaikatmu akan mengajarkanmu bagaimana cara berdoa."
Bayi : "Saya dengar bahwa di bumi banyak orang yang jahat, siapakah nanti yang akan melindungi saya?"
Tuhan : "Malaikatmu akan melindungimu walaupun hal itu akan mengancam jiwanya."
Bayi : "Tapi saya pasti akan sedih karena tidak melihatMu lagi."
Tuhan : "Malaikatmu akan menceritakan padamu tentang-Ku dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku akan selalu berada di sisimu."
Saat itu surga begitu tenangnya sehingga suara dari Bumi dapat terdengar dan sang bayi pun bertanya perlahan,
"Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahuku nama malaikat tersebut?"
Jawab Tuhan,
....."Kamu akan memanggil malaikatmu, Ibu."
Bayi : "Saya dengar bahwa di bumi banyak orang yang jahat, siapakah nanti yang akan melindungi saya?"
Tuhan : "Malaikatmu akan melindungimu walaupun hal itu akan mengancam jiwanya."
Bayi : "Tapi saya pasti akan sedih karena tidak melihatMu lagi."
Tuhan : "Malaikatmu akan menceritakan padamu tentang-Ku dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku akan selalu berada di sisimu."
Saat itu surga begitu tenangnya sehingga suara dari Bumi dapat terdengar dan sang bayi pun bertanya perlahan,
"Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahuku nama malaikat tersebut?"
Jawab Tuhan,
....."Kamu akan memanggil malaikatmu, Ibu."
Isnin, Mei 03, 2010
Malaikat Maut Memerhati Wajah Manusia 70 kali Dlm Sehari!!
MEMANG tiada siapa pun dapat menduga bila saat kematian mereka akan tiba. Sebab itu ramai yang masih leka dan tiada persediaan 'menanti' saat kematian mereka.
Allah berfirman yang bermaksud:
"Setiap yang hidup akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu akan kembali." (Surah al-Anbiyak ayat 35)
BERSEMADI...alam barzakh menjadi tempat persemadian sebelum manusia dibangkitkan pada hari akhirat.
SEDIH...kematian adalah dugaan bagi menilai keimanan selepas berpisah dengan insan tersayang.
Tahukah kita bahawa malaikat maut sentiasa merenung serta melihat wajah seseorang itu 70 kali dalam sehari? Andainya manusia sedar hakikat itu, nescaya mereka tidak lalai mengingati mati.
Oleh kerana malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak dapat melihat kehadirannya, sebab itu manusia tidak menyedari apa yang dilakukan malaikat Izrail.
Hadis Nabi s.a.w yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a bahawa Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: "Bahawa malaikat maut memerhati wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenung wajah seseorang, didapati orang itu ada yang gelak-ketawa.
Maka berkata Izrail: 'Alangkah hairannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih berseronok-seronok dan bergelak ketawa.'"
Justeru, tidak hairanlah, jika ramai manusia yang masih mampu lagi bergelak sakan dan bersenang-lenang seolah mereka tiada masalah yang perlu difikirkan dalam hidup.
Takdirnya esok hari terakhir Allah 'pinjamkan' nyawa kepada kita untuk bernafas di muka bumi ini adakah kita sudah cukup bekalan bagi menghadapi dua fasa berikutnya iaitu alam barzakh dan alam akhirat?
Tiada seorang pun di dunia ini dapat menggambarkan bagaimana perasaan dan pengalaman mereka menghadapi saat kematian.
Ajal tidak mengenal sesiapa sama ada mereka itu tua, muda, sihat, kaya atau miskin.
Rasulullah s.a.w juga menjelaskan dalam hadisnya bahawa kesakitan ketika hampir mati itu seperti ditetak 100 kali dengan pedang tajam atau seperti dikoyak kulitnya dari daging ketika hidup-hidup.
Bayangkanlah betapa sakit dan dahsyatnya saat menghadapi kematian.
Kalau hendak diikutkan siapa yang hendak nyawanya dicabut dalam keadaan yang amat menyeksakan.
Maka amat beruntunglah sesiapa yang matinya dalam keadaan khusnul khatimah (kebajikan).
Salman Al-Farisi meriwayatkan hadis Nabi s.a.w yang bermaksud:
"Perhatikanlah tiga perkara kepada orang yang sudah hampir mati itu. Pertama: berpeluh pada pelipis pipinya; kedua: berlinang air matanya dan ketiga: lubang hidungnya kembang kempis.
"Manakala jika ia mengeruh seperti tercekik, air mukanya nampak gelap dan keruh dan mulutnya berbuih, menandakan menandakan azab Allah sedang menimpa dia." (Hadis riwayat Abdullah, al-Hakim dan at-Tarmizi)
Kematian 'menjemput' manusia secara perlahan-lahan atau beransur-ansur mulai daripada jasad, hujung kaki kemudian ke paha.
Bagi orang kafir pula, apabila nyawanya hendak dicabut Izrail, wajahnya akan menjadi gelap dan keruh dan dia mengeruh seperti binatang yang disembelih.
Itu pula tanda azab yang diterimanya disebabkan dosa dan kekufuran mereka.
Al-Qamah bin Abdullah meriwayatkan hadis Rasulullah s.a.w yang bermaksud:
"Bahawa roh orang mukmin akan ditarik oleh Izrail dari jasadnya dengan perlahan-lahan dan bersopan sementara roh orang kafir pula akan direntap dengan kasar oleh malaikat maut bagaikan mencabut nyawa seekor khimar."
Allah juga turut menimpakan seorang Muslim yang berdosa itu dengan kekasaran ketika mereka menghembuskan nafasnya yang terakhir sebagai kaffarah dosanya.
Mungkin ada juga orang kafir yang mati dalam ketenangan mungkin kerana ketika hidupnya dia berbuat kebajikan dan itu adalah balasan terhadapnya kerana setiap kebajikan pasti akan dibalas.
Tetapi kerana tidak beriman, ia tidak menjadi pahala kebajikan dan kekufurannya tetap diazab pada hari akhirat kelak.
Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:
"Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai ke lutut.
"Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar.
"Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu."
Seorang yang sedang sakit tenat, menjadi rahmat yang tinggi nilainya kerana Allah masih memberi peluang supaya mereka sedar akan kesilapan yang mereka lakukan selama hidup di dunia.
Maka waktu itu mereka masih berpeluang bertaubat dari dosa dan kesilapan. Begitu juga halnya dengan orang mati mengejut disebabkan kemalangan.
Ia memberi pengajaran dan peringatan kepada mereka yang masih hidup supaya berhati-hati dan tidak lalai berusaha untuk memperbaiki diri.
Justeru, bagi mereka yang masih diberikan nikmat kehidupan perlu sentiasa mengambil iktibar terhadap segala yang berlaku.
Allah menjadikan sebab kematian itu bagi memenuhi janji-Nya kepada malaikat maut.
Langgan:
Catatan (Atom)